Thursday, March 25, 2010

Menuju “Paperless and/or Less-paper World”

Assalaamu ‘alaikum,
Menuju Paperless World? Mungkin ini yang akan menjadi trend ke depannya. Sejak beberapa waktu lalu ada kolega Jepun yang datang ke office. Satu yang menarik dari dia dan membuat kagum adalah meja kerjanya bersih sekali. Semua yang dikerjakan oleh dia, di save dalam file-file komputer dan hanya di print out saja apabila memang benar-benar diperlukan. Ini memang sejalan dengan kebijakan HQ kami, apalagi di dalam persyaratan ISO14001 yang berkaitan dengan lingkungan, diharuskan pula menciptakan Green Environment, antara lain selain hemat energi, kalaupun melakukan print out, maka yang dipakai adalah Recycle Paper. Saya sangat antusias dan tertarik mengikuti langkahnya dan memang sejak itu saya pribadi meminimalisir print out. Kalau memang gak perlu ya gak perlu print out. Hari ini, seharian, saya Mendigitalisasikan semua file-file lama yang tercetak dan tercecer melalui Scanner. Kebetulan Scanner-Copier Fuji Xerox (bukan promosi lho), yang besar memungkinkan semua itu dilakukan dengan mudah. Tumpukan kertas cukup dislot, lalu tekan tombol Go, bereslah sudah semua file lama terdigitalisasi.
Agaknya ke depan, memang sebaiknya diupayakan Paperless. Suatu ketika di tahun lalu, saat berkunjung ke klien saya yang merupakan perusahaan Jepang nomor wahid untuk hal pembuatan mesin printer terbesar, saya sempat mendiskusikan tentang Paperless World di masa depan. Ternyata memang, perusahaan tersebut sudah jauh sekali pandangannya ke depan dan mengiyakan bahwa oneday, dunia seperti itu akan terwujud, ya paling tidak mendekati seperti itu. Ini artinya “Kiamat” buat perusahaannya. Sebagai perusahaan printer, tentulah semakin banyak kerta yang di print out, mereka akan semakin senang. Tapi tentu saja semua dari kita sudah tau bahwa kertas itu dibuat dari bubur kayu. Semakin banyak kertas yang dipakai, maka semakin banyak pula kayu yang ditebang. Ini di luar dari pemakaian recycle paper. Apabila semakin banyak hutan yang digunduli, maka kerusakan lingkungan seperti ini akan berakibat pada perubahan iklim. Misalnya Efek Rumah Kaca, yang ada kaitannya dengan kurangnya penyerapan Karbondioksida akibat jumlah pohon yang makin sedikit. Efek Rumah Kaca akan meningkatkan suhu bumi, lalu berimbas pada banyaknya gejala cuaca yang aneh seperti El Nino, La Nina, mencairnya es di kutub dll.
Sesuatu yang simpel, kalau diakumulasi, efeknya menjadi besar. Of course, bukan mutlak cuma gara-gara pemakaian kertas yang mubazir saja. Itu kan cuma salah satu faktor. Klien saya bercerita bahwa setiap sejumlah printer yang dibuat, maka akan diestimasi berapa jumlah kertas yang dipakai, dan sebagai tanggung jawab terhadap lingkungan, maka perusahaan tersebut akan menanam sekian banyak pohon. Good job, ternyata memang mereka punya tanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan semakin menggilanya Bumi dan alam saat ini, maka isu mengenai lingkungan menjadi sangat sensitif dan dibahas dimana-mana. Kini kian banyak peraturan yang ditujukan untuk mencegah kerusakan lingkungan. Mungkin, salah satu ke depannya akan terjadi dunia Paperless. Klien saya ini pun di internalnya sedang hangat-hangatnya membahas kemungkinan ke arah sana. Mau tidak mau, kini mereka bergiat dan meneliti untuk pengembangan Electronics Paper, yang saat ini masih belum populer. Di beberapa tempat memang sudah mulai ada, hanya jumlahnya belum banyak.
Tentang electronis paper, saya jadi teringat dengan kisah seorang sobat yang suatu ketika mengajak saya berkunjung ke PC Show di Singapore ini. Apa yang dia cari? Ternyata yang dia cari adalah Alat PDF Reader yang simpel. Maklum, dia baru saja memulai kuliah S-2 bidang komputernya di sini. Modul-modulnya banyak sekali dan berupa PDF file. Kalau di print out, rasanya gak mungkin karena jumlah halamannya sampai ratusan per file. Kadang, karena letih, ingin baca sambil tidur. Kalau dengan laptop, gimana caranya? Masak Laptop diajak tidur bareng? Mending ngajak tidur bareng si ehem ehem, he he. Ya, kalau ada PDF Reader, kan enak bisa sambil tiduran karena alatnya dan layarnya kecil. Konon di beberapa belahan dunia, alat itu mulai populer, tapi belum terlalu dikenal di kawasan ini. PDF Reader ini juga salah satu langkah ke perwujudan Paperless World. Apakah iPad yang baru dikeluarkan Apple nantinya menjadi bagian perwujudan Paperless World? Mungkin juga begitu.
Kapan pastinya Paperless World akan terwujud? Belum ada yang tau, dan mungkin implementasinya bertahap dan waktunya berbeda di antara tiap negara dan wilayah. Seperti misalnya di Amerika, kini lebih populer koran online. Sudah sering kita dengar, perusahaan koran cetak di sana yang bangkrut ataupun berkurang jauh pendapatannya. Orang kini lebih senang memantau berita online, karena lebih real time. Kalau ingin mendapatkan koran yang isinya sama persis dengan koran cetak, itu juga gak susah. Kini banyak koran, termasuk di Indonesia, seperti Republika dan Kompas, menyediakan E Paper. Saya suka sekali baca E Paper ini, karena seperti baca koran aslinya. Untuk berita yang real time, barulah kita klik berita di situsnya. E Paper agaknya menjadi salah satu langkah perwujudan E Paper. Kapan kiranya itu bakal terjadi? Gak ada yang tau pasti. Namun kiranya dari kita sendiri, lebih baik mulai mencoba melakukan Paperless Action. Baik buat kita dan baik juga buat lingkungan. Bukankah begitu? Silahkan di share opini tentang Paperless World.
Wassalaam,

No comments:

Post a Comment